Cerita Warga Peroleh Air Bersih Cisodong dari Kaki Gunung Guha
Cerita Warga Peroleh Air Bersih Cisodong dari Kaki Gunung Guha
Ahmad Saepul Anwar
2 months ago
Sore ini, SELASA (31/03/2020.)
udara terasa dingin. Dari smartphone suhu menujukan 26 derajat celcius, Saya baru saja mandi. alamat di Kaki Gunung Guha, Kp. Guha Tonggoh Rt 01/10, Desa Leuwikaret, Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemuda berusia 22 tahun ini Hanya anak seorang buruh Tani dan lahir di Sebuah Desa.
Sejak dua bulan ini, saya tak harus mengambil air jauh seperti dulu, sekitar empat kilometer, Bahkan beberapa tahun yang lalu, dikala kemarau panjang sumur warga kering. Dan Saya harus membawa jerigen dengan mengendarai sepeda motor bahkan berjalan kaki untuk mencari mata air yang jauh dan akses jalan yang sulit untuk di lewati seperti di kaki gunung hingga ke sungai untuk mendapatkan air bersih di desa leuwikaret waktu itu, tapi untuk saat ini alhamdulilah di Rt 01/10 adanya instalasi air terpasang di sebagian rumah-rumah, warga tidak susah untuk mendapatkan air, cukup memutar kran.
“Walau di Lereng Gunung belum tentu Melimpah Air. Musim kemarau di Desa kami susah air,”
Mayoritas Masyarakat Desa Leuwikaret bertani dan buruh. Mereka bertani tadah hujan. Lima puluh meter dari rumah, ada mata air sumur umum hanya muncul di musim hujan. Kala kemarau tak ada air. Jika hujan deras sumur itu penuh dan cepat habis.
Desa Leuwikaret terletak di perbatasan kecamatan citeureup dan Sukamakmur. Desa ini menyuguhkan pemandangan alam nan indah. Kala cuaca cerah, namun sebagian puncak gunung guha gajah habis oleh exsploitasi besar besaran penambangan bahan baku semen oleh perusahaan besar yang telah lama berada di desa kami, dan membentang nya persawahan nan luas menyusuri samping sungai Cileungsi.
Meski terletak di pegunungan, tak semua kampung daerah kami berkelimpahan air. Namun banyak di antara Beberapa kampung ada yang memiliki satu atau lebih sumber air, contohnya kampung kami,
Yaitu Kampung Guha Tonggoh.
Sekitar dua ratus meter dari rumah sumber air telah ditemui dari beberapa tahun yang lalu, dengan nama sebutan "Cisodong" namun kala itu pengambilan nya secara manual yaitu dengan cara membawa ember dan jerigen dangan cara jalan kaki yang jalur tempuh nya menanjak dan dengan medan yang cukup curam.
Namun dengan inisaiatif dari pengurus RT dan RW beserta Warga Setempat, muncul lah keinginan yang kuat untuk memanfaatkan sumber air Cisodong dengan menggunakan mesin pompa air dan untuk menampung nya di mushola terlebih dahulu. Dari sana, air dialirkan ke rumah-rumah sebagian warga melalui pipa paralon.
Ketua RT 01 dan ketua Rw 10 beserta Warga membentuk kepengurusan dalam mengelola sumber mata air cisodong. Pengurus dan warga perlahan-lahan memperbaiki tata ruang sumber air dan membangun tempat mesin pompa, memasang pipa paralon untuk menyalurkan air dan pembuatan saung untuk berteduh di sekitar sumber air cisodong. Mereka juga mengelola iuran warga. Pak Encup Supyani sebagai Ketua RT 01 dan Penggerak untuk Program penyaluran air ke Rumah Rumah warga Rt 01/10
Kala itu, warga membayar iuran untuk biaya Oprasional Program tersebut jika ingin Program penyaluran sumber air Cisodong dengan lancar.
Menurut Pak RT Encup iuran akan kembali pada warga. Prinsipnya, dan niat awal bukan seperti perusahaan yang mencari untung sebesar-besarnya, tetapi memenuhi kebutuhan air warga. “Tak gratis dan tidak komersial,” katanya.
Saat ini, alhamdulilah ada beberapa keluarga sudah bisa merasakan manfaat dari Air Cisodong Jumlah itu melebihi kapasitas sumur. Dengan debit air satu liter per 20 detik. Mesin pompa bekerja Sesuai kebutuhan warga masyarakat, namun musim hujan pompa tidak sama sekali di oprasikan.
Dampak beroperasi dalam waktu relatif singkat, pompa pernah mengalami macet dan pasokan air terhenti. Wargapun Bergotong Royong untuk memperbaikinya.
Gagasan, modal awal Oprasional dan Mesin Pompa pakai mekanisme , digagas Oleh Ketua RT 01/10 Sepenuhnya Menggunakan Dana Pribadi.
Namun Untuk membayar pengelola Oprasional. Pihak Warga Mengajukan pemasukan dari pembayaran seluruh Warga yang berada di RT 01. Tujuan awal ada kelompok pengelola air di kampung Guha Tonggoh katanya, agar kebutuhan air besih warga terpenuhi untuk minum dan keperluan sehari-hari.
Selaku lembaga nonprofit yang fokus program penyediaan akses air bersih dan sanitasi layak bagi masyarakat kurang mampu, katanya, pemerintah desa telah memulai program di beberapa wilayah salah satu nya penyaluran air dari cioray.
"Stop Penebangan Hutan"
Ini merupakan salah satu dampak , eksploitasi besar-besaran pengambilan Bahan Baku Tambang kebutuhan produksi oleh perusaahan besar yang ada di Desa kami, dengan kurun waktu yang lama bisa menjadi ancaman tersendiri bagi kami warga masyarakat Guha Tonggoh. Hilangnya Persediaan sumber daya mineral air tanah, dan rusaknya alam bisa mengundang bencana lainya.
Categories: Sosial
Tags: Deforestasi, Sumber Air Rt 01/10 Kp. Guha Tonggoh, Desa Leuwikaret, Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat,
Ketahanan Pangan, Pencemaran, Pertanian, Sumber Daya Air Mineral, Sumber Daya Alam.
saepullanwar997.blogspot.com
Back to top
Lanjutkan anak muda
BalasHapusSiapp pak..
Hapus